@Idealisme
yang hilang...
when it rains |
Mungkin memang waktu tidak mampu lagi melanggengkan sebagian idealisme luhur dan tulus yang pernah ada, waktu malah melarutkannya dalam cerita kenyataan kontradiktif yang jauh dari makna awal idealisme itu sendiri, waktu semakin mengaburkannya, menjadikan idealisme itu menjadi bias bahkan bermakna ganda berbalut keambiguan yang malah membingungkan bagi aku yang coba memahaminya.
Pencitraan
dengan tujuan pribadi mungkin itu konsep awal dari idealisme yang menjadikan
idealisme itu sendiri malah luntur atau bahkan hilang ditelan waktu, karena
biasanya tatkala idealisme yang berbalut pencitraan itu tak lagi menguntungkan,
maka idealisme yang luhur itu akan larut
bahkan memilih warna yang sama dengan yang lainnya, sehingga bagiku tak lagi
berbeda, tak lagi spesial, bahkan jadi menyebalkan jika pada akhirnya malah hanya
cerita kontradiktif dan egoisme pembenarannya yang ditampilkan, yang sama
sekali jauh dari idealisme awal yang
sempat membuatku mau mencoba untuk sejenak memahami dan mengagumi
keberadaannya, yeah..., mungkin amnesia dan
waktu telah membuat idealisme itu terlupa akan konsep awal yang dulu sempat
menjadikan keberadaanya bermakna bagiku.
Tentu
adalah juga terlalu muluk bagiku, jika idealisme yang aku harapkan dalam hidupku
itu hadir seperti sosok- sosok nyata yang dinominasikan oleh berbagai media
sebagai contoh sosok tangguh yang berhasil bertahan dalam idealisme mereka yang
patut dianugrahi award, namun menjadikannya sebagai panutan atau acuan dengan
tetap menjadi diriku sendiri adalah bentuk apresiasi yang tulus dariku atas
kehadiran sosok-sosok hebat tersebut,
Bagaimana
tidak hebat, disaat kebanyakan manusia-manusia lain asyik mencari kesenangan pribadi
mereka, dan mungkin institusi resmi pemerintah terkait negri ini juga tak pernah
peduli, ternyata di negri tercinta ini masih ada sosok-sosok muda yang peduli
dan tulus berbagi, berani hidup dengan idealisme mereka, tak pernah menyerah
meski harus meninggalkan kenyamanan dan kesenangan hidup yang sebenarnya mampu
mereka dapatkan jika saja mereka mau melepaskan idealisme yang setia mereka
genggam itu, mereka juga tak berlebihan mengumbar cerita idealisme mereka, tapi
harum dan mulianya kisah idealisme mereka itu tercium oleh media massa yang
kemudian mewartakannya pada dunia, hingga akhirnya aku yang awampun bisa lebih
memahami keberadaan mereka.
Ada
sosok photograper wanita muda, yang dengan rela naik turun gunung, keluar masuk
hutan dan mengabarkan pada dunia lewat buku dan photo-photo karyanya, bahwa ada
kehidupan di pedalaman sana yang belum tersentuh, kehidupan dan masyarakatnya
jauh tertinggal, mereka bukan suku terasing, tapi mereka adalah suku yang
diasingkan oleh kita yang tak peduli, yang mungkin terlalu asyik berlomba-lomba
menampilkan gambar kesenangan pribadi atau bahkan larut dalam kegalauan pribadi,
yang selayaknya tak perlulah diwartakan
ke publik, ( gak penting banget gitu
loh..., ups....!?, it’s just my view..,
no offense, just correction 4myself, to more selected in sharing, karena aku
juga pernah seperti itu ),
Tapi itulah trend dan warna kehidupan yang banyak ditampilkan di berbagai media sosial yang ada sekarang ini, what can i say, karena pada kenyataannya memang suatu trend dan hal yang dianggap popular mampu menepiskan berbagai hal yang beraroma idealisme yang luhur dan mulia.
Tapi itulah trend dan warna kehidupan yang banyak ditampilkan di berbagai media sosial yang ada sekarang ini, what can i say, karena pada kenyataannya memang suatu trend dan hal yang dianggap popular mampu menepiskan berbagai hal yang beraroma idealisme yang luhur dan mulia.
Lain
lagi cerita sosok seorang dokter muda yang berhasil membagi kepeduliannya
kepada lingkungan sekitarnya dengan sistem “asuransi sampah” yang mampu meningkatkan kesehatan
masyarakatnya dan lingkungan alam sekitarnya, mendapat penghargaan dan
apresiasi dari negara lain, sementara di negrinya sendiri mungkin hanya sedikit
saja orang yang paham keberadaannya, benar-benar sosok dengan idealisme yang
mengagumkan, apa yang dijabarkannya mungkin
tak terpikirkan oleh orang awam dan bodoh seperti aku ini.
Ada lagi sosok lelaki muda, seorang mantan karyawan penerbangan yang sudah mapan hidupnya, yang peduli terhadap susahnya perjalanan anak-anak yang hendak bersekolah, karena tak ada sarana jembatan penghubung yang layak , yang dapat menjadi sarana mereka ke sekolah dengan lancar dan aman, sosok ini rela merogoh kantongnya sendiri, rela meninggalkan kehidupannya yang nyaman, yang akhirnya juga membangkitkan kepedulian anggota masyarakat lainnya, untuk ikut berpartisipasi dalam idealisme dan niat mulyanya untuk berbagi dan peduli kesulitan yang anak-anak hadapi di kesehariannya .
Belum lagi sosok seorang pejuang lingkungan yang bertahun-tahun bkerja keras membelah bukit, membangun saluran air dengan swadaya sendiri, hanya karena ingin menjadikan tanah desanya yang gersang menjadi lahan yang subur yang mampu memberi hidup dan kehidupan bagi penduduknya, ada pula sosok pendidik yang mau mengajar di pelosok-pelosok yang tak tersentuh nun jauh di pedalaman sana, lalu sosok pecinta seni dan budaya, yang karena kecintaannya mampu menghidupkan kembali warisan budaya di daerahnya yang nyaris punah, menjadi warisan seni budaya yang bernilai tinggi yang di akui keindahannya di manca negara...,
Sungguh mereka itu sosok-sosok yang luar biasa bagiku, sosok-sosok yang setia dengan idealisme dan mimpi mereka, tanpa perlu menyebut siapa nama mereka, kamu-kamu yang mempunyai idealisme seperti mereka atau paling tidak peduli dan apresiatif terhadap cerita idealisme dan keberadaan mereka, atau bahkan mempunyai idealisme yang sama seperti mereka, pasti tahu siapa sosok-sosok yang luar biasa yang aku maksudkan, bagi yang benar-benar tidak tahu siapa sosok-sosok ini, jika memang mau peduli bisa memahaminya lewat media massa atau elektronik yang mewartakannya.
Ada lagi sosok lelaki muda, seorang mantan karyawan penerbangan yang sudah mapan hidupnya, yang peduli terhadap susahnya perjalanan anak-anak yang hendak bersekolah, karena tak ada sarana jembatan penghubung yang layak , yang dapat menjadi sarana mereka ke sekolah dengan lancar dan aman, sosok ini rela merogoh kantongnya sendiri, rela meninggalkan kehidupannya yang nyaman, yang akhirnya juga membangkitkan kepedulian anggota masyarakat lainnya, untuk ikut berpartisipasi dalam idealisme dan niat mulyanya untuk berbagi dan peduli kesulitan yang anak-anak hadapi di kesehariannya .
Belum lagi sosok seorang pejuang lingkungan yang bertahun-tahun bkerja keras membelah bukit, membangun saluran air dengan swadaya sendiri, hanya karena ingin menjadikan tanah desanya yang gersang menjadi lahan yang subur yang mampu memberi hidup dan kehidupan bagi penduduknya, ada pula sosok pendidik yang mau mengajar di pelosok-pelosok yang tak tersentuh nun jauh di pedalaman sana, lalu sosok pecinta seni dan budaya, yang karena kecintaannya mampu menghidupkan kembali warisan budaya di daerahnya yang nyaris punah, menjadi warisan seni budaya yang bernilai tinggi yang di akui keindahannya di manca negara...,
Sungguh mereka itu sosok-sosok yang luar biasa bagiku, sosok-sosok yang setia dengan idealisme dan mimpi mereka, tanpa perlu menyebut siapa nama mereka, kamu-kamu yang mempunyai idealisme seperti mereka atau paling tidak peduli dan apresiatif terhadap cerita idealisme dan keberadaan mereka, atau bahkan mempunyai idealisme yang sama seperti mereka, pasti tahu siapa sosok-sosok yang luar biasa yang aku maksudkan, bagi yang benar-benar tidak tahu siapa sosok-sosok ini, jika memang mau peduli bisa memahaminya lewat media massa atau elektronik yang mewartakannya.
Itu
mungkin hanya sebagian kecil, sosok-sosok luar biasa terkini, di negri ini, yang
coba aku pahami, menjadi bagian dari tulisanku tentang idealisme yang aku coba
paparkan, dengan segala keterbatasan dan kebodohanku pemahamanku, karena tentunya
masih sangat banyak lagi cerita tentang idealisme yang luar biasa di muka bumi
ini, di kehidupan ini, seperti kisah mother Theresa yang luar biasa, perjuangan
Nelson Mandela ataupun kepedulian Hellen
Keller, yang mungkin luput dari pemahamanku di tulisanku kali ini.
Lalu
kemana dan dimanakah idealisme yang telah hilang dari pemahamanku itu, entahlah
aku tak tahu pasti, karena aku tak mampu melihatnya lagi, apalagi merasakannya
agar dapat terus memahaminya, yeah..., mungkin idealisme yang pernah aku temui
dari sosok itu telah mati atau bahkan berganti rupa, mungkin waktu dan situasi yang
melingkupinya telah merubahnya hingga aku tak mampu lagi memahaminya.
Yang
pasti bagiku, setiap individu itu tak perlu memakai topeng idealisme yang sama
hanya untuk meraih simpati dan kekaguman, atau bahkan harus menyerupai,
menyamakan presepsi hanya karena ingin supaya diterima lingkungan atau dalam
kehidupan seseorang, karena bagiku perbedaan itu menjadikan hidup ini lebih
berwarna, aku adalah aku, dan kamu adalah kamu ..., tak perlu sama, tak perlu
menyerupai, tak perlu aku menjadi kamu, atau kamu menjadi aku,.. saling
melengkapi berbagi dan memberi, meski dalam warna idealisme yang berbeda,
asalkan idealisme yang kita patok dalam alur kehidupan kita, itu positif dan
pastinya tidak bertentangan dengan kebaikan yang memang telah dipastikan Tuhan
sang pemilik dan penentu kebaikan yang hakiki.
Perbedaan menjadikan hidup ini lebih berwarna, tak ada yang salah dengan perbedaaan, yang bisanya membuat perbedaan itu jadi masalah adalah sikap yang salah dalam memaknai dan memahami perbedaan itu sendiri.
♥♥ I do my thing and you do your thing. I am not in this world to live up to your expectations and you are not in this world to live up to mine. You are you and I am I and if by chance we find each other, it's beautiful........Art, Peace and love ♥♥
♥♥ I do my thing and you do your thing. I am not in this world to live up to your expectations and you are not in this world to live up to mine. You are you and I am I and if by chance we find each other, it's beautiful........Art, Peace and love ♥♥
Jadi diri sendiri itu yang terbaik, bukan karena ikut trend, murni tanpa embel-embel, karena kalau idealisme yang kita hadirkan itu ternyata ditunggangi oleh kepentingan pribadi atau lainnya, semua itu hanya akan menciptakan idealisme palsu yang hanya ditujukan untuk pencitraan, menarik simpati, atau pujian, yang suatu saat bisa saja berubah bahkan berhenti pada satu titik, hingga akhirnya mati, hilang tak bermakna, karena bagiku idealisme yang benar-benar murni itu seharusnya lahir dan tumbuh dari murninya kepekaan hati nurani pribadi pemiliknya, idealisme yang benar-benar tak lekang ditelan waktu, tak akan pernah mati, akan tetap ada, dan mewarnai setiap sisi kehidupan pemiliknya, kalaupun itu terlihat berbeda ataupun tak kasat mata, tapi hati nurani kita yang memahaminya akan selalu mengakui keberadaannya.
Memang
di kehidupan ini tak akan pernah ada yang benar-benar ideal seperti gambaran idealisme
yang aku presepsikan, selalu ada hukum relativitas juga batas toleransi yang
mau tidak mau akan mewarnai makna dan pemahaman idealisme itu sendiri, dan itu
mungkin sah saja untuk diapresiasi bahkan diterima, namun yang pasti ,
idealisme yang aku punya akan tetap ada, mewarnai tulisanku, lukisanku,
gambar-bambarku, dan tentu saja kehidupanku, sekalipun pernah pada suatu waktu, dan
pada suatu tempat berbagai cara, cibiran bahkan cacian berusaha mematikannya, namun
idealisme yang membungkus mimpi-mimpiku itu akan tetap hidup, mewarnai
kehidupanku sekalipun dengan cara dan dalam bentuk yang berbeda, meskipun itu sama
sekali tak berarti bagi siapapun, idealismeku itu akan tetap ada hingga aku
benar-benar tak ada di kehidupan ini, dan mati bersamanya...,
when it rains |
Maybe I’m just a fool
for you, I don’t know where I’m going,
but I’m still on my way.., even it rains...
Just my view.., no offense
Hp@Just me & my
view_idealisme yang hilang
end of May’14_in the
middle of nowhere